Plt Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Siswantoro, menganggap program pemberdayaan di instansinya tidak tumpang tindih dengan program satuan kerja perangkat daerah lainnya.
Namun pengamat ekonomi, Miftahul Rahman, menganggap program pemberdayaan masyarakat tumpang tindih, sebab setiap satuan kerja perangkat daerah menganggarkannya dan jalan sendiri-sendiri. Siswantoro menjelaskan, sasaran program Bappemas berbeda. Bahkan program simpan pinjam dari PNPM yang ditangani ibu-ibu omzetnya sudah berkembang dari 4 milyar rupiah menjadi 14 milyar rupiah. Program itu efektif untuk menunjang usaha-usaha ekonomi kecil. (Edison)