Siswa SDN 1 Banjarsengon Terpaksa Belajar di Gudang

Menurut Ketua Komite SDN 1 Banjarsengon, Misman Sugiyanto, selama empat tahun terakhir ruang kelas itu tidak digunakan karena pihak sekolah mengkhawatirkan keselamatan siswa. Akhirnya sekolah menggunakan gudang sebagai tempat belajar mengajar.

Misman menjelaskan, sistem belajar dibuat secara bergantian. Siswa kelas 1 dipersilakan masuk gudang terlebih dahulu. Jika siswa sudah merasa kepanasan, maka giliran siswa kelas 2 yang masuk gudang, sementara siswa kelas 1 istirahat. Sistem bergantian itu diberlakukan untuk siswa kelas 1, 2 dan 3.

Sekolah dasar yang masih ada di wilayah kota itu dibangun pada awal tahun 1972 dan hingga kini belum pernah tersentuh rehab. Tahun 2009 kerusakan sekolah semakin parah setelah diterpa angin kencang.

Ketua Komisi D DPRD Jember, Ayub Junaidi, minta Dinas Pendidikan memprioritaskan sekolah-sekolah yang rusak berat agar segera direhab. Namun meski APBD sudah disahkan pekerjaan perbaikan harus menunggu persetujuan gubernur. Selain SDN 1 Banjarsengon, Dinas Pendidikan juga harus memprioritaskan rehan SDN Sidomulyo, Kecamatan Silo.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Jember, Ahmad Sudiono, kepada Prosalina FM mengaku belum mengecek kondisi SDN 1 Banjarsengon, Patrang. Meski demikian, apabila siswa harus belajar di gudang sekolah, Ahmad berjanji tahun ini akan mengalokasikan dana alokasi khusus untuk merehab SDN 1 Banjarsengon. (Elly/Fathul)
 

Comments are closed.