Menurut perajin tahu-tempe warga Kelurahan Gebang, Jamhari, bulan Januari lalu harga kedelai 5 ribu rupiah per kilogram. Tiba-tiba per tanggal 21 Juli lalu harga kedelai menjadi 7.750 rupiah per kilogram.
Lonjakan harga ini menyebabkan perajin tahu-tempe kebingungan menentukan harga. Jika tidak menaikan harga, mereka terancam gulung tikar. Namun jika harga jual dinaikkan dia mengaku khawatir kehilangan pelanggan.
Selain itu, karena melambungnya harga kedelai di pasaran, pendapatannya turun hingga 30 persen. Setiap hari biasanya dia memproduksi 7 kwintal kedelai menjadi tahu-tempe, namun sekarang hanya 5 kwintal saja karena permintaan tahu menurun.
Kepala Dinas Pertanian, Hari Wijayadi, menghimbau petani Jember melirik tanaman kedelai. Apalagi saat ini harga kedelai di pasaran sangat bagus. Hari berharap petani di Jember lebih peka dengan berbagai potensi yang ada, bukan hanya fokus menanam tembakau atau padi.
Apalagi kebutuhan kedelai relatif stabil, terutama menyediakan pasokan untuk perajin tahu-tempe di Jember dan kabupaten lain. (Hafit)