Menurut Kepala SMAN Arjasa, Sukamtomo, kesurupan terjadi sebelum pelaksanaan upaca bendera dimulai. Sejumlah siswa yang sebelumnya ikut pendidikan dan pelatihan dasar (Diklatsar) paskibaraka di Dusun Rayap, Desa Kemuningsari Lor, Arjasa, mengalami kesurupan. Kejadian itu kemudian menular kepada siswa yang lain hingga berjumlah 34 orang. Tidak hanya menyerang siswa kesurupan juga dialami dua guru praktik.
Sebenarnya, saat Diklatsar berlangsung, ada tujuh peserta yang kesurupan. Diyakini kesurupan yang terjadi di sekolah merupakan bawaan dari Dusun Rayap itu.
Sukamtomo mengaku panik menangani kesurupan massal tersebut, apalagi ada siswa yang saat diantar pulang kesurupan dalam perjalanan sehingga dibawa kembali ke sekolah. Bahkan ada korban yang sampai sesak nafas dan harus dilarikan ke Puskesmas setempat.
Pihak sekolah kemudian meminta pertolongan kepada petugas medis dan orang pintar. Kejadian itu juga memancing Camat, Muspika dan Dinas Pendidikan untuk turun ke sekolah. Agar kesurupan tidak semakin meluas, siswa yang tidak kesurupan dipulangkan lebih awal dan proses belajar mengajar ditiadakan.
Sukamtomo berharap hari Selasa besok kegiatan belajar mengajar di sekolah kembali normal, dan kejadian serupa tidak terjadi lagi. (Elly)