Minggu kemarin sebanyak 21 jamaah Rabbany diamankan ke Mapolres Jember, karena adanya serangan dari kelompok masyarakat di sekitarnya. Seorang diantaranya dilarikan ke Pusekesmas karena terluka akibat serangan tersebut.
Kapolres Jember, AKBP Jayadi, mengatakan serangan terjadi kembali saat para jamaah Rabbany melakukan kerja bakti, padahal warga di sekitarnya tidak menghendaki aktifitas apapun sebelum adanya penyelesaian konflik tersebut.
Jayadi mengaku sudah berusaha memediasi penyelesaian konflik itu, namun kenyataannya pengelola pesantren Rabbany enggan membukadiri dan tetap melakukan aktifitasnya.
Oleh sebab itu Jayadi berencana akan memediasi lagi dan bekerjasama dengan para ulama, dengan harapan kedua kelompok itu kembali berdamai, asalkan pihak Rabbany juga mau membukadiri dan tidak menolak mediasi tersebut.
Diberitakan Prosalina FM sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jember memutuskan bahwa pengelola dan santri Pesantren Rabbany dilarang melakukan aktifitas apapun karena bertentangan dengan masyarakat di sekitarnya. (Fathul)