Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa Timur, ada 8 daerah yang angka kematian bayi-nya tinggi, antara lain, Probolinggo, Jember, Sampang, Situbondo, Bondowoso, Bangkalan, Pamekasan dan Pasuruan.
Prosentase ini muncul berdasarkan jumlah bayi meninggal pada setiap 1.000 kelahiran. Di Jember, sesuai prosentase jumlah bayi yang meninggal sekitar 3 hingga 4 bayi.
Namun menurut Humas Dinas Kesehatan Jember, Yumarlis, angka kematian ibu dan bayi di Jember justru turun dibandingkan tahun 2011 lalu. Secara umum, program Jampersal yang digulirkan pemerintah pusat tdak mempengaruhi angka kematian ibu dan bayi.
Salah satu faktor pemicu tingginya AKI dan AKB di Jember adalah jumlah bidan dan dukun yang tidak seimbang. Jumlah dukun beranak lebih dari 1000 orang sedangkan bidan hanya sekitar 400 orang. Selain itu masyarakat masih lebih percaya kepada dukun bayi daripada petugas medis.
Sementara menurut Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, Dokter Budi Rahayu, Dinas Kesehatan sudah melarang dukun bayi ikut membantu proses persalinan. Sebab persalinan harus ditangani oleh bidan atau dokter. Namun dukun bayi tetap diperlukan untuk membantu penanganan pasca kelahiran, seperti merawat bayi yang baru saja dilahirkan. (Hafit)