Kepala Dinas Pengairan Jember, Joko Santoso, kepada sejumlah wartawan, mengakui banjir yang terjadi di desa wonoasri, hanya bisa dilakukan dengan membuat sudetan air, agar tidak meluap ke pemukiman dan persawahan.
Joko, juga mengaku sudah melakukan kajian kelayakan untuk sudetan itu, dengan anggaran yang sudah disiapkan sebesar 500 juta rupiah, namun pengerjaannya baru bisa dilakukan pada musim kemarau mendatang.
Sesuai rencana, sudetan itu akan dikerjakan sepanjang 6 km, dengan lebar 3 m, dengan harapan luapan sungai mayang, bisa dibuang langsung ke laut, melalui jalur sudetan tersebut.
Sementara itu Ketua Forum Jurnalis peduli bencana atau Forpena Jember, Wuwul Suraeng Maulana menyayangkan mangkraknya alat berat yang ada di Wonoasri. seandainya alat berat itu difungsikan untuk menyudet Sedimentasi, Wuwul yakin banjir genangan tidak akan terjadi.
Usai terjun ke lokasi bencana, Wuwul melihat pentingnya membuat saluran air baru sepanjang 6 kilometer, agar air tidak menggenang di rumah-rumah warga.