Padahal saat ini, petani, terutama petani palawija sangat membutuhkan pupuk ZA, meskipun harganya melambung tinggi melebihi harga pupuk urea. jika barangnya ada, biasanya harga pupuk ZA sekitar 150 ribu hingga 200 ribu perkwintal.
Tetapi karena pupuknya sulit didapat, petani akhirnya terpaksa membeli pupuk non subsidi buatan luar negeri yang harganya lebih mahal, berkisar 800 ribu rupiah per kuintal.
Sementara Kepala Dinas Pertanian, Hari Wijayadi menyatakan, distribusi pupuk memang sering bermasalah, sehingga ada kios yang kelebihan stok pupuk, dan ada juga yang kekurangan.
Hari Wijayadi khawatir ada beberapa kios yang stok pupuknya habis tetapi tidak segera di-droping oleh distributor.(ely)