Ibu Sumarjo mengaku kebingungan menjual Bawang Putih, karena kenaikan harganya hampir 2 kali lipat.
Akibatnya banyak pembeli yang memilih berhemat, dengan mengurangi pembelian Bawang Putih.
Sementara distributor Bawang Putih, Yudi menegaskan, dia terpaksa mengurangi pasokan Bawang Putih, karena lonjakan hara yang luar biasa tinggi.
Biasanya dia memasok Bawang Putih sebanyak 4 ton, namun karena berbagai pertimbangan, dia hanya melepas Bawang Putih sebanyak 2 ton saja.
Selain itu, kata Yudi, pasokan Bawang Putih dari luar pulau, juga minim, karena kapal pengangkut Bawang Putih, tidak bisa bersandar, karena faktor cuaca buruk.
Meski Bawang Putih bukan sembako, namun kebutuhan warga sangat besar, karena Bawang Putih adalah bumbu masakan utama.
(ulung)