Pemimpin umum lembaga Pers Mahasiswa, LPM Prima, Ferio Fristiawan menegaskan, diduga ada penyimpangan penggunaan anggaran, mencapai 25 juta rupiah selama tahun 2012. Modus penyimpangan yang dilakukan adalah ada Mark Up, dengan cara menuliskan pengeluaran anggaran dua kali setiap pencairan.
Hal senada dipaparkan aktifis mahasiswa pecinta alam, Mapalus Fisip, Titis Nurjayanti. Menurut Titis, selama setahun Mapalus hanya mengajukan 3 kali proposal kegiatan, dengan pencairan masing-masing kegiatan 500 ribu rupiah.
Namun dalam laporan keuangan fakultas tercantum bahwa mapalus 7 kali menerima anggaran, dengan total anggaran 3 setengah juta rupiah.
Jika diminta, Titis siap menyerahkan kwitansi kegiatan yang sumber dananya dari fakultas.
Pembantu dekan 2 fisip UNEJ, Rudi Eko Pramono menjelaskan, bagian keuangan mengeluarkan anggaran jika diminta dan sudah ada tanda tangan pembantu dekan 3.
Namun Rudi mengaku tidak pernah mengkroscek, apakah ada kegiatan yang pencairan anggarannya dobel atau tidak.
Sementara pembantu dekan 3 fisip UNEJ, Sutrisno mengakui, terjadi kesalahan ketik dalam laporan keuangan yang diterima mahasiswa. Sutrisno menyatakan siap memperbaiki laporan keuangannya dan melaporkan perbaikan laporan keuangannya kepada seluruh mahasiswa.(ulung)