Menurut Kepala Dinas Pasar Hasi Madani, Pemilihan Kedua Pasar itu karena Para Pedagangnya mau diajak berubah, dengan Pendekatan Demokratisasi, Transparansi dan Akuntabilitas. Sebab, Pasar-Pasar Tradisional Di Kabupaten Jember merupakan Bangunan lama, yang Dibangun Sekitar Tahun 40-An. Yang paling baru, Dibangun Tahun 70-An. Itupun Bangunannya Semi Permanen, sehingga sudah tidak cocok lagi dengan kondisi jaman sekarang.
Hasi Madani mengakui, rencana Pembangunan Pasar Tradisional memang mengacu pada Pembangunan Pasar Tradisional di beberapa Daerah, seperti Solo dan Jakarta. Meski demikian, di Pasar Tradisional, nanti tetap ada aktivitas tawar menawar seperti biasanya.
Hanya saja, Penataan Los dan Kios Pasar akan dibuat lebih rapi, menghilangkan kesan bau, becek dan kumuh yang selama ini identik dengan Pasar Tradisional.
Selain Pembangunan Fisik, Dinas Pasar juga mengupayakan adanya Penguatan Lembaga dan Pemberdayaan Pedagang. Para Pedagang diharap lebih mudah mengakses Informasi, Mengakses Pembiayaan dengan mudah dan Bunga Murah, Mengakses Komoditas Barang dengan Harga Wajar sehingga memutus Mata Rantai Distribusi yang terlalu Panjang.