Mereka berhasil menjebol pintu gerbang pondok pesantren dengan membawa pentungan dan senjata tajam kemudian menghancurkan kaca masjid, sekolah dan rumah Habib Ali.
Salah Seorang putra Habib Ali, Habib Isa menyatakan aksi massa terjadi setelah semua santri dan siswa mulai tingkat PAUD hingga SMA berangkat mengikuti kegiatan karnaval yang digelar pondok pesantrennya.
Ia mengaku heran dan tidak habis pikir karena meski ratusan personil polisi siaga sejak pagi hari namun tidak menghalau aksi massa tersebut. Polisi baru bertindak setelah puluhan sepeda motor dirusak dan dibakar oleh ratusan massa bersenjata celurit, parang, dan pentungan tersebut.
Informasi yang dihimpun Prosalina FM, polres Jember sempat melarang kegiatan karnaval itu, namun pengurus yayasan pondok pesantren tetap menggelarnya.
Habib Isa menyatakan tidak bisa menggagalkan karnaval sehari menjelang pelaksanaan karena semua wali murid menolak pembatalan tersebut.
Sementara itu kapolres Jember AKBP Awang Joko Rumitro hingga Rabu sore belum berhasil dikonfirmasi.
Catatan Prosalina FM, konflik di Puger terjadi karena adanya isu Sunni-Syiah. (Fathul)