Impor Kedelai ke Jember Harus Dibatasi

Ketua TPID yang juga Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jember, Bunyamin, pembatasan impor itu dilakukan untuk melindungi petani kedelai menjelang panen raya. Menurutnya, petani kedelai lokal jember tidak mampu bersaing dengan masuknya kedelai impor. Akibatnya, banyak pengrajin tahu dan tempe Jember, memilih kedelai impor tersebut.

Kedelai impor stoknya melimpah dan siap diproduksi. Sedangkan biji kedelai lokal, lebih kecil dan kotor sehingga menghambat produksi. Padahal kata Bunyamin, produktifitas kedelai lokal Jember, setiap tahun selalu surplus. Tahun ini saja, ketersediaan kedelai lokal mencapai 294,47 ton.

Bunyamin berharap, pengrajin tahu dan tempe Jember agar memanfaatkan kedelai local karena kualitasnya tidak jauh berbeda dengan kedelai impor.

Sementara Asisten Bidang Perekonomian Dan Pembangunan Pemkab Jember, Slamet Urip Santoso menyatakan siap mengawal rekomendasi pembatasan impor kedelai tersebut.

Menurut Urip, jika rekomendasi itu tidak dijalankan, petani kedelai lokal Jember dipastikan akan merugi besar karena kalah bersaing dengan kedelai impor. (Fathul)

Comments are closed.