Ketua Asosiasi Petani Pangan Indonesia Jawa Timur, Jumantoro kepada Prosalina FM mengatakan, untuk mengantisipasi gagal panen petani melakukan berbagai upaya seperti mengalirkan air dari sungai besar dan membuat sumur bor untuk mengairi lahan pertanian. Namun karena debit air yang tersedia sangat terbatas, lahan tanaman jagung dan padi tetap kekurangan asupan air sehingga tanaman padi dan jagung milik petani hangus dan rusak.
Menurut Jumantoro, seharusnya petani memilih menanam tembakau. Meski pasokan air minim, hasil produksi tembakau tetap bagus. Tetapi karena informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Jember mengalami kemarau basah, petani memilih menanam padi dan jagung.
Para petani khawatir merugi karena biaya awal menanam tembakau, petani harus menyiapkan dana 4 hingga 6 juta rupiah per hektar. Dana ini belum termasuk biaya perawatan. (Ulung)