Menurut Wakil Ketua DPRD Jember, Miftahul Ulum, separuh dari target PAD itu diharapkan berasal dari tiga rumah sakit milik Jember, Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi, RSUD Balung, dan RSUD Kalisat. PAD itupun, tidak bisa digunakan untuk kepentingan lain, selain untuk kepentingan rumah sakit sendiri. Karena itu, kata Ulum, peningkatan PAD tahun depan tidak cukup membanggakan meskipun angkanya besar.
Selain rumah sakit, penyumbang PAD terbesar di Jember adalah dari Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Kahyangan. Sayang, karena penggarapannya kurang maksimal, sumbangan PAD PDP pun kurang maksimal. Sementara itu, PAD dari investasi di Jember masih kecil. Kata Ulum, PAD investasi di Jember gaungnya masih kalah dengan pro kontra yang terjadi.
Sementara Fraksi PKNU, dalam pandangan umumnya terhadap nota pengantar bupati tentang APBD 2014, justru mengapresisasi kinerja bupati dan jajarannya. Juru bicara Fraksi PKNU, Afton Ilman Huda menyatakan, Bupati MZA Djalal telah sukses meningkatkan PAD menjadi hampir 10 kali lipat dalam 8 tahun terakhir. Tahun 2005, PAD Jember hanya Rp. 51 milyar, sedangkan tahun 2014 ditargetkan menjadi Rp. 450 milyar lebih. (Ely)