Momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Jumat pagi ditandai dengan aksi demonstrasi aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di depan kantor Pemkab Jember.
Menurut korlap aksi PMII, Aris Darwanto, ada banyak catatan terkait pendidikan di Kabupaten Jember, terutama terkait belum tuntasnya buta aksara serta kesenjangan akses pendidikan di kota dan di desa. Aktivis PMII juga menuntut pemerataan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, serta peningkatan kesejahteraan guru honorer.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, Subadri Habib, saat menemui aktivis PMII berjanji menindaklanjuti tuntutan mereka. Subadri habib mengaku terus menjalin komunikasi dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), terkait upaya pemerataan sarana pendidikan. Sementara persoalan pemberantasan buta aksara, Dinas Pendidikan terus berupaya memaksimalkan penanganannya dengan berbagai cara.
Sementara itu aksi demo Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Jember sempat diwarnai kericuhan antara para petugas Satpol PP dan aparat kepolisian. Belasan aktivis HMI dipukuli polisi. Tindakan pemukulan itu disebabkan beberapa aktivis HMI melakukan pengrusakan baliho di tengah alun-alun, sebagai wujud kekecawaan para aktivis karena Bupati tidak menemui mereka. Bahkan, ada beberapa aktivis yang dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
Ketua umum HMI cabang Jember, Muhamad Ilham Wardana, kepada Prosalina FM menegaskan, para aktivis sangat kecewa dengan kinerja Pemkab karena hingga saat ini masih ada ratusan warga Jember yang buta aksara. Mereka meminta Pemkab serius mengawal warga Jember yang masih buta aksara. Tidak hanya untuk mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat, yang tidak sesuai dengan kenyataan di masyarakat. (Ulung)