Karena tingginya impor terigu di Indonesia, Universitas Jember terus memodifikasi teknologi pembuatan mie yang sudah 100 persen tidak menggunakan bahan dasar gandum atau tepung terigu.
Dari hasil penelitian Doktor Ahmad Subagio, ditemukan teknologi baru lagi pembuatan mie dengan bahan dasar mocav atau tepung singkong dan tepung jagung yang disingkat dengan Mie Mojang.
Menurut Bagio, ia termotivasi melakukan penelitian itu untuk meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia, supaya tidak tergantung pada impor dari luar negeri. Sebab, impor terigu atau gandum dari luar negeri sudah mencapai 8.000 ton lebih per tahun. Kondisi ini sangat membahayakan kedaulatan pangan di Indonesia. Selain itu, untuk meningkatkan nilai jual jagung dan singkong yang hingga saat ini masih rendah. Dengan produk tersebut, nilai jual jagung dan singkong diyakini akan meningkat sehingga kesejahteraan petani bisa ikut terangkat.
Produk yang ditemukan Bagio itu tidak mengandung gluten atau zat yang bisa membuat adonan molor tapi berbahaya bagi penderita autis. Teknologi yang dipakai Bagio hanya mengandalkan tekanan dan panas. Setiap jam, teknologi Bagio bisa memproduksi hingga 10 kilogram.
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jember ini juga menambahkan, Mie Mojang sangat baik untuk penderita autis, karena tidak menggunakan terigu dan tidak menimbulkkan alergi. Bagus juga dikonsumsi bagi orang yang sedang melakukan diet dan menderita diabetes, sebab mie ini bisa membuat kenyang lebih lama. (Hafit)