Audiotorial “Sumpah-Janji Pimpinan DPRD”

newsHari ini, Rabu 8 Oktober 2014, pimpinan definitif DPRD Jember angkat sumpah dan janji. Pengambilan sumpah dan janji dipimpin oleh Ketua Pengadilan Negeri Jember. Kalau tidak keliru, bunyi sumpah dan janji itu seperti ini:

”Demi Allah atau demi Tuhan saya bersumpah, bahwa Saya akan memenuhi kewajiban Saya sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Jember dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya. Bahwa Saya akan memegang teguh Pancasila dan menegakkan Undang-Undang Dasar 1945 serta peraturan perundangan yang berlaku. Bahwa Saya akan menegakkan kehidupan demokrasi serta berbakti kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia..”

Menurut Ketua Pengadilan Negeri Jember, Pak Ahmad Guntur, sumpah dan janji disaksikan bukan hanya oleh anggota dewan dan undangan yang hadir mewakili elemen masyarakat. Lebih dari itu, sumpah dan janji pimpinan DPRD disaksikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Begitu memang seharusnya, sumpah atau janji membawa konsekuensi yang lumayan berat. Secara sosial-politik mencederai sumpah dan janji berarti mencederai kepercayaan. Sekarang saja tidak sedikit lembaga negara yang kehilangan kepercayaan, termasuk lembaga perwakilan rakyat. Lembaga ini bahkan ditempatkan sabagai salah satu lembaga paling korup di republik ini, setelah ratusan anggota legislatif baik yang di DPR-RI maupun DPRD Provinsi/Kabupaten/kota terjerat perkara korupsi.

Pendek kata, negeri dan bangsa ini sedang dihadapkan pada problem besar yang namanya krisis kepercayaan. Problem distrust kata orang pintar. Maka pertanyaan pentingnya adalah, efektifkah ritual angkat sumpah dan janji wakil rakyat maupun pejabat…?? Buktinya, juga tidak sedikit pejabat daerah yang korup sampai pejabat Kementerian Dalam Negeri merilis terdapat lebih dari 300 kepala daerah yang menjalani proses hukum dan sebagian besar perkaranya adalah korupsi. Ritual sumpah dan janji itu sendiri berbiaya, yang mengongkosi pasti rakyat.

Sumpah dan janji bukan tidak penting. Tetapi jika tidak diiringi penegakan hukum yang sungguh-sungguh serta perbaikan sistem terus menerus, sumpah atau janji itu akan tidak lebih dari pepesan kosong. Seperti pepatah yang berbunyi: Lain di Mulut Lain di Hati…

(Aga)

 

 

 

Comments are closed.