Kondisi Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Kahyangan, kritis. Bahkan, perusahaan perkebunan satu-satunya milik Pemkab Jember ini terancam tidak bisa membayar PAD yang ditargetkan Rp 3,5 miliar.
Menurut Direktur Utama PDP Kahyangan, Sujatmiko, saat ini kondisi keuangan PDP Kahyangan sangat buruk, karena jumlah tanaman yang berkurang, sementara harga komoditas andalan PDP seperti karet terus anjlok. Bahkan, pihak PDP harus menjual rugi tanaman karet karena tidak mencukupi biaya operasional. Sekarang harga jual karet Rp 16 ribu  hingga Rp 17 ribu per kilogram. Padahal, perkiraan harga tahun ini sekitar Rp 27 ribu per kilogram. Akibatnya, PDP kehilangan harga pendapatan Rp 10 ribu per kilogramnya. Jika ditotal, tahun ini PDP kehilangan pendapatan Rp 10 miliar lebih.
Untuk menutupi kekurangan biaya operasionalnya, setiap bulan pihak PDP harus mengambil dari dana deposito, dengan total pengambilan hingga saat ini sekitar Rp 10 milyar. PDP tidak bisa menyetop produksi karet, karena menyangkut nasib buruh.
Sementara Ketua Komisi C DPRD Jember, Siswono menyatakan, pihaknya berencana mendatangkan auditor independen, untuk mengetahui dan mencari solusi bagaimana menggeliatkan pendapatan PDP. Selain itu, perlu adanya perampingan di jajaran direksi, karena saat ini dinilai masih terlalu gemuk. (Hafit)