Model Kemitraan Petani dengan Perusahaan, Efektif Tekan Laju Kenaikan Harga Pasar

newsModel kemitraan petani cabe dengan perusahaan ternyata efektif menekan laju kenaikan harga. Petani juga mendapatkan kepastian harga sehingga tidak terpengaruh gejolak harga di pasaran.

Deputi Pemimpin Bank Indonesia Perwakilan Jember Bidang Ekonomi dan Akses Keuangan, Dwi Suslamanto, mengakui harga cabe di pasaran relatif tidak stabil. Namun BI berharap gejolak harga tetap bergerak pada garis yang ditentukan. Karena itu, BI memberikan pendampingan tenaga ahli dan mengajak petani untuk mau ikut model kemitraan. Dengan sistem kemitraan, harga jual diatas harga produksi sehingga petani tetap diuntungkan.

Edy Sunarto, pemilik Koperasi Hortikultra Lestari Jember yang menjadi kelompok binaan BI mengungkapkan, jelang Idul Adha kemarin, kelompok tani bersama BI menggelar operasi pasar di mangle. Dalam waktu 15 menit, cabe sebanyak 1,5 ton habis dibeli karena harganya dibawah harga pasaran. Begitu juga ketika operasi pasar di Surabaya, Jakarta, dan Bukittinggi. Edy menjual cabe jauh dibawah harga pasaran. Selama 3 hari, 20 ton cabe yang digelontor bisa menekan harga pasar.

Dengan model kemitraan dan pendampingan, kata Edy, petani menjadi tenang. Bahkan, target pengiriman ke perusahaan yang awalnya 700 ton, bisa lebih dari 1.500 ton. Hal itu terjadi karena petani cabe mendapat ilmu baru dari tenaga ahli yang didatangkan BI.

Edy berharap, pemerintah membuat kebijakan agar seluruh pelaku industri bermitra dengan petani, baik industri dalam negeri maupun industri pihak asing. (Ely)

Comments are closed.