Audiotorial “Lagi, Soal PDP”

news159 ton karet milik PDP yang nyantol di eks investor katanya bakal kembali ke tangan PDP. Selambat-lambatnya menurut Dirut PDP Kahyangan, Pak Sujatmiko, karet olahan yang nilainya berkisar 3-4 miliar rupiah akan dikembalikan ke PDP Kahyangan akhir Oktober. Kalau masih meleset, ada tanda-tanda persoalan itu dibawa ke ranah hukum.

Dalam situasi kritis seperti sekarang, PDP Kahyangan pasti butuh dana segar. Jadi pantas kalau perusahaan perkebunan milik daerah ini berusaha lebih keras memperoleh apa yang memang menjadi haknya. Juga wajar kalau wakil rakyat mendorong terus menerus agar perusahaan ini segera menyelesaikan persoalan yang melibatkan investor.

Kalau tidak keliru persoalan yang menyelimuti PDP Kahyangan sudah berlangsung sejak setahun lalu. Mula-mula, ini juga kalau tidak keliru, untuk mendongkrak kinerja PDP Kahyangan, perusahaan ini mengundang investor. Entah bagaimana asbabun-nuzulnya, kerjasama operasi dengan investor dibatalkan lantaran direaksi buruh PDP yang kala itu menganggap kerjasama dengan investor merugikan. Pada saat kerjasama dibatalkan, karet olahan PDP Kahyangan sudah berada di tangan investor yang ternyata berlarut-larut hingga sekarang.

Sebelumnya PDP Kahyangan juga dililit persoalan yang menyangkut operasionalisasi Bandara Notohadinegoro. Uang PDP dipinjamkan untuk sewa pesawat yang kelak di kemudian hari bahkan bermasalah secara hukum.

Sekarang perusahaan ini sepertinya dalam kondisi makin kritis. Diawali dengan produktivitas yang terus menerus merosot. Konsekuensinya, PDP Kahyangan tidak sanggup memenuhi target pendapatan yang bisa disumbangkan ke kas daerah. Malah ada yang menggambarkan kondisi kritis PDP Kahyangan sudah sampai pada fase “mantab” alias “makan tabungan”. Untuk bisa bertahan hidup perusahaan ini mulai menggerogoti dana cadangan.

Problemnya dari dulu sepertinya relatif sama. Setidaknya dilihat dari desakan berbagai pihak agar pemangku kepentingan segera mereformasi PDP Kahyangan. Terutama reformasi di jajaran direksinya.

Yang namanya perusahaan memang harus dikelola sebagaimana perusahaan. Dikelola secara bussines like, kata orang pintar. Jajaran direksinya juga mesti orang-orang yang kompeten. Lalu, nilai dan budaya yang ditanam dan dibangun di dalamnya mesti nilai dan budaya korporasi. Nilai dan budaya yang bisa membawa perusahaan menuju tata kelola yang baik, good corporate governance, kata para pakar.

Ini artinya, meski pada satu sisi tidak boleh meninggalkan watak sosialnya, perusahaan daerah juga harus dikelola sebagaimana bisnis atau perusahaan yang berorientasi meraih keuntungan. Profit oriented kalau menurut istilah ahli ekonomi. Orang-orang yang mengelola pun juga orang-orang yang kompeten. Bukan orang-orang yang karena dianggap punya jasa politik lantas ditempatkan di sana. Mengelolanya juga mesti terbebas dari campur tangan pihak manapun yang bisa mengusik kinerja perusahaan. Direksinya yang terdiri dari orang-orang kompeten harus diberi peluang berinovasi, berkreasi mengembangkan perusahaan tanpa rasa gamang. Apalagi dihantui keharusan setor dana ke pihak-pihak tertentu.

Akhirnya, sekarang tinggal menunggu sikap pemegang otoritas tertinggi atas PDP Kahyangan. Hanya saja yang perlu dipahami adalah PDP Kahyangan, kalau boleh menggambarkannya dengan istilah yang sedikit lebay, kondisinya sedang sekarat, hidup enggan mati tak mau.

(Aga)

 

Comments are closed.