Menyusul kenaikan harga BBM, tarif angkutan kota (angkot) di Jember langsung naik seribu rupiah. Tarif angkot untuk umum menjadi Rp 5 ribu, sedang untuk pelajar menjadi Rp 3 ribu.
Sopir angkot lin G, trayek Terminal Tawang Alun – Gladak Pakem, Utomo mengaku, kenaikan tarif itu merupakan kesepakatan sopir dan pemilik angkot. Utomo mengakui, sopir agkot menaikkan secara sepihak, meskipun Pemkab belum menetapkan tarif baru. Sopir melakukan itu karena pemerintah pusat sudah menaikkan harga BBM. Mau tidak mau para sopir juga harus menaikkan tarif angkot agar tidak merugi. Setelah harga BBM naik, Utomo mengurangi pembelian BBM-nya. Sebab setoran ke pemilik mobil tidak ada perubahan.
Andi Sanjaya, sopir lin E jurusan Terminal Tawang Alun – Terminal Pakusari, juga mengakui kalau sopir angkot di Jember sepakat menaikkan tarif. Perubahan tarif itu memang mengagetkan penumpang.
Menurut penumpang angkot warga Mangli, Nanayunda, saat naik angkot sopir angkot langsung meminta Rp 5 ribu. Akibatnya, dia harus menyiapkan dana tambahan untuk biaya transportasi pulang-pergi kerja.
Para sopir berencana meminta Pemkab memberlakukan kebijakan khusus. Mobil angkot tetap memakai BBM bersubsidi, sedangkan mobil plat hitam harus beralih ke BBM non-subsidi. (Hafit)