Pilkades serentak di sekitar 59 desa di Kabupaten Jember dihelat hari ini. Sebegitu jauh belum ada laporan yang mengindikasikan terjadinya taruh misalnya kericuhan atau kekisruhan. Harapannya tentu saja pilkades berlangsung aman dan lancar. Lebih dari itu juga demokratis. Warga desa bisa menyalurkan aspirasi tanpa intimidasi. Kesepakatan pilkades damai yang diinisiasi petinggi penanggungjawab kamtibmas juga tak sia-sia.
Kabarnya antusiasme warga menggunakan hak pilihnya pada pilkades melebihi antusiasme pada pileg maupun pilpres. Syukurlah kalau begitu. Partisipasi warga desa dengan begitu lebih tinggi dalam memilih dan menentukan pemimpinnya. Mungkin karena kades berada di lini paling bawah dan berhubungan langsung dengan rakyat.
Kabarnya ada panitia yang menyediakan hadiah lumayan menarik bagi pemilih yang menggunakan hak suaranya. Tetapi, kita berharap antusiasme itu bukan lantaran panitia menyediakan hadiah. Kita juga berharap antusiasme itu bukan gara-gara iming-iming yang ditawarkan para calon.
Kalau benar begitu, maka masyarakat desa telah memperlihatkan dan mempertontonkan pertunjukan demokrasi yang sebenarnya. Suksesi berlangsung damai, semua ketentuan dipatuhi dan dijunjung tinggi. Calon yang belum berhasil menerimanya dengan lapang dada, lantas menyiapkan diri pada pilkades periode berikutnya. Desa dan masyarakatnya dengan demikian bisa dilihat sebagai miniatur praktik demokrasi.
Pasti akan banyak yang sepakat, praktik demokrasi tidak berhenti hanya sampai pilkades. Salah satu cirri penting demokrasi adalah tersedianya ruang kontrol agar tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan, wewenang atau jabatan. Orang pintar menamakannya check and balance. Check and balance diperlukan dan dipersyaratkan bagi terbangunnya penyelenggaraan dan tata kelola pemerintahan yang baik. Tentu saja tata kelola pemerintahan desa. Banyak yang mafhum, desa sekarang mendapat alokasi anggaran Rp 1,4 miliar per tahun dari APBN. Belum lagi anggaran pendamping yang berasal dari APBD. Jadi, tidak sedikit dana yang dikelola desa. Semua itu memerlukan partisipasi dan pengawasan masyarakat.
Nah sekali lagi, kalau benar pilkada serentak yang dihelat hari ini berlangsung jujur, damai, aman, lancar, harapannya semangat berdemokrasi dengan segenap nilai, pranata dan tata krama serta terbukanya peluang check and balance bisa membuat desa lebih makmur, sejahtera dan dewasa dalam berpolitik. Kalau semua itu terlaksana , maka masyarakat telah memperlihatkan teladan bagi pileg maupun pilpres. Masyarakat desa dengan demikian telah memberikan pendidikan politik yang sangat berharga.
(Aga)