Inkubator Bisnis Bagi UMKM, Penting Hadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN

MUHAMMAD NASIR

Muhammad Nasir (kemeja kuning) saat sosialisasi inkubator bisnis di Fakultas Ekonomi UNEJ.

Pembentukan inkubator bisnis atau lembaga yang memberikan program untuk membina dan mempercepat keberhasilan pengembangan bisnis, bisa meningkatkan daya saing serta menciptakan lapangan kerja baru.

Demikian disampaikan Muhammad Nasir, konsultan Usaha Mikro Kecil  Menengah (UMKM) pada Dinas Koperasi dan UMKM Jember, dalam acara “Focus Group Discussion Persiapan Implementasi Inkubator Bisnis” di Fakultas Ekonomi UNEJ, Kamis siang.

Menurut dosen Fakultas Ekonomi UNEJ itu, pembentukan inkubator ini sangat strategis, terutama saat Indonesia tengah menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) yang sudah di depan mata. Persaingan bisnis di tingkat global akan semakin sengit. Produk barang UMKM, diantanya makanan dan hasil pertanian ternyata sudah dimiliki sejumlah negara-negara asia. Jika UMKM tidak memiliki produk yang kompetitif, maka akan tergilas oleh produk dari negara-negara tetanggga yang semakin agresif.

Nasir menjelaskan, alasan berdidirinya inkubator bisnis (inbis) di negara maju, karena kekagalan usaha kecil yang tidak memiliki keterampilan memadai, manajemen buruk, kegagalan investasi teknologi, serta investasi dalam bentuk aset, sehingga tidak produktif.

Hal senada disampaikan dekan Fakultas Ekonomi, Muhammad Fathur Rozi. Ia mengusulkan inkubator tidak hanya ditangani satu institusi, tapi melibatkan banyak institusi, seperti Perguruan Tinggi, Pemkab Jember, serta dukungan perbankan. (Hafit)

Comments are closed.