Sejumlah Guru dan Sekolah Kesulitan Terapkan Kurikulum 2013

newsSejumlah guru dan sekolah mengaku memang belum siap menerapkan kurikulum pendidikan 2013 (K-13). Karena itu, mereka mendukung kebijakan Menteri Kebudayaan Pendidikan Dasar dan Menengah, Anies Baswedan, menunda penerapan kurikulum tersebut.

Kepala SDN Sidomulyo 5 Kecamatan Silo, Sutikno, kepada Prosalina FM menyatakan sangat setuju dengan penundaan K-13. Sebab, Sumber Daya Manusia guru dan orang tua banyak yang belum siap. Sarana prasarana di sekolah juga masih belum menunjang kesuksesan kurikulum tersebut.

Sutikno menjelaskan, guru-guru yang sudah berumur dan tidak melek Teknologi Informasi, sangat sulit beradaptasi dengan K-13. Kalaupun banyak guru sudah mengenal Teknologi Informasi, namun masih ada kendala jaringan internet yang tidak mendukung, terutama di kawasan pelosok.

Kendala lain adalah seperti buku dan modul K-13 yang sering datang terlambat. Sekolah terpaksa harus memfotokopi dan harus menguras anggaran Bantuan Operasional Siswa (BOS). Hal yang paling menyulitkan adalah sistem penilaian di K-13. Ada 5 kriteria penilaian sehingga prosesnya panjang. Penilaian yang berbentuk deskripsi itu menyulitkan guru. Rapor untuk satu murid bisa tertuang dalam tujuh lembar.

Sutikno menambahkan, sebenarnya K-13 sangat bagus dengan metode dan pelajaran tematik integratif, karena akan membuat guru makin kreatif dan membuat murid makin kritis. Namun konsep yang bagus itu masih belum bisa diterapkan saat ini.

Meski telah ada instruksi penundaan K-13, namun dalam penilaian rapor akhir Desember ini, Sutikno tetap meminta guru membuat penilaian memakai K-13 dan memakai KTSP 2006. (Hafit)

Comments are closed.