Audiotorial “Survei Bacabup”

newsKabarnya partai politik mulai bergerak dan memulai aktivitas menyongsong pemilukada. Salah satu aktivitas itu adalah survei Bacabup. Lebih kurang survei dimaksudkan untuk menyerap aspirasi warga yang dari sana bisa diketahui kriteria bahkan sosok yang populer, elektabel, elijibel, dan akseptabel, lantas diusung sebagai calon Bupati. Bisa diduga aktivitas politik menjelang pemilukada bukan cuma survei. Aktivitas seperti komunikasi politik tentu makin meningkat intensitasnya.

Tidak ada yang salah dengan semua kegiatan politik itu. Hanya saja, ketika bicara survei, bukan cuma metodenya yang seharusnya bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, tetapi juga semangatnya. Semangat dan idealisme survei sama dengan metode survei itu sendiri, sangat menentukan obyektivitas survei.

Metode bisa saja kurang memadai ketika diterapkan pada survei tertentu. Tetapi kekurangan bahkan kekeliruan dalam penerapan metode bisa dievaluasi lalu diperbaiki. Tetapi tidak demikian dengan semangat dan idealisme survei. Ketika idelaisme itu dirongrong oleh motif dan kepentingan tertentu, maka subjektivitas mendominasi pelaksanaan survei. Peneliti bisa saja memilih daerah-daerah yang memang merupakan kantong atau basis pendukung bakal calon tertentu ketika menarik sampel.

Begitulah, tidak ada yang salah dengan survei. Malah dalam banyak hal survei harus menjadi tradisi dalam setiap pengambilan keputusan. Jajaran birokrat misalnya, untuk menghindari keputusan yang teknokratis mesti melakukan survei lebih dahulu. Tujuannya, untuk memperoleh gambaran tentang kebutuhan nyata target yang menjadi sasaran kebijakan.

Jadi, sekali lagi survei itu penting, tetapi yang lebih penting lagi adalah semangat dan idealismenya. Semangat dan Idealisme survei menuntun siapa saja untuk tidak menjadikan kegiatan itu taruh misalnya untuk mengarahkan opini publik demi kepentingan tertentu. Sebab, kalau yang semacam itu yang terjadi maka seloroh yang berlaku di tengah-tengah masyarakat ada benarnya. Seloroh yang berbunyi: Akademisi boleh salah tetapi tidak bohong. Sebaliknya, politisi tidak boleh salah tapi boleh bohong.

(Aga)

 

 

 

Comments are closed.