Jember Hari Ini – Ketua Komisi B DPRD Jember, Bukri, menyebutkan adanya mafia tembakau yang justru merugikan petani tembakau Jember.
Dalam dialog bersama Prosalina di DPRD Jember, Kamis siang, Bukri menilai tidak ada kemauan Pemkab untuk membongkar adanya mafia tersebut. Ketua Fraksi PDI Perjuangan itu menyatakan selama ini petani tidak pernah mengetahui berapa kebutuhan tembakau berikut harganya dari pengusaha eksportir. Pengusaha tembakau tidak pernah menjelaskan kepada petani, tentang kualitas tembakau yang dibutuhkan, serta kondisi pasar yang ada. Akibatnya, petani dan pengusaha eksportir berlomba-lomba menanam tembakau dengan menyalahi ketentuan yang ada, hingga terjadi over produksi. Pengusaha lebih mengutamakan tembakau yang ditanamnya sendiri, sedangkan tembakau petani terbeli dengan harga murah.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jember, Suwarno, menyebutkan ada 2 perusahaan yang menanam tembakau sendiri dengan luas lebih dari 200 hektar. Padahal, ketentuannya jelas, perusahaan dilarang menanam tembakau sendiri lebih dari 5 hektar, kecuali harus bermitra dengan petani. Akibatnya, tembakau yang ditanam petani tidak laku jual, karena perusahaan sudah cukup terpenuhi dengan tembakau miliknya sendiri. (Fathul)