Polres Jember menghidupkan kembali Sistem Keamanan Lingkungan, (Sisklamling). Tujuannya untuk mencegah penyebaran ISIS. Malah menurut Kapolres Jember, AKPB Sabilul Alif, revitalisasi Siskamling melalui lomba kampung aman, bersih, dan sehat, bisa menangkal munculnya berbagai jenis penyakit masyarakat.
Memang benar, keamanan bukan hanya tanggung jawab polisi dan aparat keamanan lainnya. Keamanan adalah tanggung jawab bersama, tanggung jawab semua. Juga benar, Siskamling efektif bukan cuma untuk keperluan menangkal munculnya radikalisme. Lebih dari itu, Siskamling juga efektif mencegah munculnya berbagai jenis penyakit sosial.
Tidak sedikit kasus kejahatan, bahkan yang terjadi di dalam rumah, muncul akibat ikatan sosial yang cenderung melonggar, seiring dengan kecenderungan masyarakat yang makin permisif. Bersamaan dengan itu, nilai dan norma sosial serasa bergeser. Hal-hal yang tadinya dianggap tabu bahkan pamali, sekarang seperti ditoleransi. Tengok saja ucapan yang jauh dari kesantunan yang dilontarkan bahkan oleh pemimpin atau pejabat. Atas nama kejujuran kesantunan seolah boleh diabaikan.
Begitulah, maka ikhtiar Polres Jember menghidupkan dan menggairahkan lagi Siskamling pantas diapresiasi. Begitu pula dengan caranya yang persuasif melalui lomba. Masyarakat bukan cuma didorong dengan bahasa-bahasa intruksi, melainkan diapresiasi melalui lomba.
Akhirnya, agar ikhtiar menghidupkan kembali Siskamling optimal, Pak Kapolres mestinya tidak dibiarkan berjalan sendiri. Semua elemen mesti memberikan dukungan. Syukur ikhtiar itu berkelanjutan lalu bisa merajut kembali kohesi sosial. Masyarakat yang cenderung individualis kembali ke pola hubungan tatap muka yang intensif dan pranata sosial hidup kembali. Siapa tahu dengan cara itu bukan hanya paham radikal yang bisa dicegah penyebarannya, tetapi begal, miras, perkosaan, perampasan, pencurian, perampokan, penipuan, dan berbagai kejahatan atau penyakit masyarakat yang sejenis dengan itu juga bisa ditangkal.
(Aga)