Komisi Pemilu Jember menyambut gembira respon anggota masyarakat terhadap verifikasi daftar pemilih. Komisioner KPU Jember, Pak Hanafi, mengatakan respon dan peran aktif masyarakat merupakan salah satu penentu kesuksesan pilkada.
Memang benar, daftar pemilih adalah salah satu issue sensitif disamping isu-isu sensitif lainnya seperti netralitas apartur negara, netralitas penyelenggara dan petugas pemilu. Kalau tujuannya asal menang, harus menang, dan oleh karena itu harus menghalalkan segala cara, salah satu pintu masuk yang bisa dilewati untuk keperluan itu adalah manipulasi daftar pemilih. Itu sebabnya, kasus yang banyak diperkarakan dalam pemilu umumnya menyangkut ketidaksesuaian data pemilih.
Pintu masuk lainnya adalah pemetaan TPS. Pemetaan TPS biasanya dikaitkan dengan peta kantung dukungan suara. Di Amerika Serikat, pada awal abad 19, senator Elbert Gerry, demi memenangkan pemilu memetakan distrik yang dianggap sebagai kantung suara pendukungnya. Karena gambar hasil pemetaan itu mirip binatang Salamander, pemetaan tersebut kemudian dikenal dengan “Gerrymander. Kelak kemudian hari pemetaan untuk kepentingan pemilu disebut dengan istilah “Gerrymandering”.
Begitulah, maka kegembiraan Pak Hanafi selaku Komisioner KPU bisa dipahami. KPU tentu tidak ingin ribet di belakang hari yang dengan keribetan itu bisa saja berpengaruh terhadap hasil pilkada, taruh misalnya proses pemilu berkepanjangan karena hasilnya diperkarakan hingga ke tingkat pengadilan.
Tetapi, sekali lagi, proses verifikasi data pemilih memerlukan peran aktif masyarakat. Yang kedua, rentang waktu verifikasi memungkinan masyarakat melakukan pengecekan. Tak ketinggalan, keseriusan petugas verifikasi di tingkat bawah sangat dibutuhkan. Bisa jadi karena tidak ingin ribet atau lebih dari itu, merasa insentif yang diterima petugas tidak sepadan dengan jerih payah mereka, lantas verifikasi berjalan sekadar memenuhi formalitas.
Begitulah, kiranya perlu mengulang untuk kesekian kalinya, kalau partisipasi masyarakat dalam pilkada dikehendaki maksimal, maka semua pihak mesti serius menjadikan pilkada 9 Desember nanti sebagai pilkada yang berkualitas, berintegritas, dan bermartabat. Daftar pemilihnya beres, penyelenggaraannya jurdil, dan kampanyenya berperadaban sehingga tidak ada black campaign atau kampanye hitam yang mengarah pada pembunuhan karakter.
(Aga)