Jember Hari Ini – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Jember, Abdul Halim Subahar, meminta warga yang bernama Tuhan mengganti nama dengan nama lain yang lebih baik. Agama menganjurkan agar manusia tidak membuat nama yang sama dengan tuhannya.
Dalam penjelasan persnya melalui telepon, Halim menuturkan, fenomena banyaknya nama Tuhan di Indonesia saat ini karena ketidaktahuan orang tuanya saat memberi nama, atau kesalahan tulis saat awal mencatatkan dalam data kependudukan. Menurut Halim, seseorang boleh saja memberi nama menggunakan nama sifat-sifat Allah seperti dalam asma’ul husna, tetapi harus ditambah nama awal atau akhir untuk membedakan nama manusia dengan tuhannya.
Guru Besar Institut Agama Islam Negeri Jember itu juga menduga, ada pemalsuan data kependudukan yang dilakukan oleh orang tertentu dengan maksud dan tujuan tertentu. Oleh sebab itu, ia mengajak Kapolres Jember menindaklanjuti fenomena tersebut.
Sebelumnya, selain di Banyuwangi, ditemukan 11 orang warga Jember yang bernama Tuhan yang tercatat dalam data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Jember. Temuan itu muncul saat KPU Kabupaten Jember melakukan pemutakhiran Data Pemilih Sementara (DPS) untuk pilkada Jember 2015. (Fathul)