Audiotorial “Pedofilia”

LOGO newsSebelumnya masyarakat dikejutkan oleh kabar tentang 11 anak Sekolah dasar teler gara-gara miras oplosan. Sekarang, Polres Jember mengingatkan masyarakat luas agar agar lebih barhati-hati dan waspada terhadap kejahatan seksual terhadap anak. Pencegahan menjadi langkah yang sangat strategis, tandas Kapolres Jember, AKBP Sabilul Alif. Sebab, katanya, dalam sepekan terakhir Polres Jember menangani 3 kasus pedofilia atau kekerasan seksual terhadap anak. Langkah pencegahanya antara lain, pemasangan poster dan pamflet di tempat-tempat strategis. Polres Jember juga menurunkan personilnya ke lembaga-lembaga pendidikan untuk memberikan pemahaman tentang kejahatan seksual terhadap anak.

Begitulah, secara nasional kejahatan terhadap anak sudah dinyatakan dalam keadaan darurat. Langkah apapun harus ditempuh untuk mencegahnya. Karena situasinya darurat, maka pencegahannya juga berarti menjatuhkan sanksi seberat-beratnya terhadap pelaku. Kalau sanksinya tidak berefek jera, sangat bisa jadi pelakunya mengulangi perbuatan mereka. Atau, bisa jadi pula pelaku baru bermunculan.

Lebih dari itu, kewaspadaan mestinya dilihat bukan semata-mata tanggung jawab polisi. Seluruh eleman mesti waspada, meningkatkan kepekaan serta kepedulian.

Dalam kehidupan sosial kepedulian adalah hal penting. Lebih-lebih di dalam masyarakat yang makin permisif. Yang dulu dianggap tabu, sekarang dilakukan bahkan dengan terang-terangan. Nilai, norma, pranata dan tata krama sosial tergerus. Bersamaan dengan itu, kemajuan teknologi memungkinkan berbagai informasi menjadi sangat mudah diakses bahkan oleh anak-anak. Kejadian di satu tempat bisa disaksikan pada saat yang hampir sama di tempat yang lain. Sedemikian rupa,  sehingga anak yang secara psikologis berada dalam usia suka mengidentifikasi diri terhadap fenomena sekitar meniru perilaku orang lain yang mereka tonton di media. Tengok saja peristiwa 11 anak Sekolah Dasar yang teler akibat miras oplosan pekan lalu.

Nah, hingga di sini makin jelas, dalam situasi nilai, norma dan pranata sosial mengalami pergeseran, tidak banyak jalan yang bisa ditempuh kecuali kembali kepada tatanan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai dan norma sosial, meningkatkan kepedulian dan kewaspadaan demi keselamatan anak-anak kita.

Karena itu, pencegahannya tidak cukup hanya dengan menyebar dan menempel poster serta pamflet. Semua pihak mesti terlibat dan melibatkan diri. Pembuat keputusan, media, tokoh masyarakat, tokoh agama, guru, dan orang tua, mesti ambil peran demi masa depan anak-anak sebagai penerus kelangsungan peradaban umat manusia. (Aga)

Comments are closed.