Jember Hari Ini – Aktivis lingkungan, Wahyu Giri, menilai banjir genangan di wilayah kampus terjadi karena pengaturan drainase yang buruk. Menurut Wahyu Giri, meski curah hujan sangat tinggi, jika tata kelola drainase bagus, air bisa mengalir ke Sungai Antirogo. Debit air sebesar apapun masih bisa ditampung di Sungai Antirogo karena sungai Antirogo sangat dalam.
Selain tata kelola drainase dan budaya membuang sampah yang buruk, kata Wahyu, banjir genangan juga disebabkan minimnya ruang terbuka hijau di wilayah Kota Jember. Padahal, ruang terbuka hijau ini berfungsi sebagai serapan air. Banyak lahan yang berubah fungsi menjadi pertokoan atau perumahan, namun tidak diimbangi dengan pembuatan biopori atau resapan air.
Wahyu menambahkan, persoalan banjir genangan seharusnya bisa diatasi jika ada kepedulian dari seluruh lapisan masyarakat serta komitmen pemerintah. Hal itu mengingat kasus serupa selalu berulang setiap musim penghujan. (Hana)