Jember Hari Ini – Polisi mencium potensi gerakan radikalisme di Kabupaten Jember. Ibu rumah tangga berinisial HY berkeluh kesah tentang perilaku putranya.
Ketika duduk ke kelas 9 salah satu SMP negeri, putranya tiba-tiba menyatakan ingin melakukan perang jihad ke Palestina. Ketika ditanya alasan keinginannya melakukan perang jihad, putranya menuturkan gagasan itu muncul setelah dia mengikuti pelajaran dari guru ngajinya. Guru ngaji yang juga pengajar di sebuah pesantren di Kelurahan Kranjingan ini beberapa kali memotivasi putranya untuk melakukan berjihad ke Palestina.
Ibu rumah tangga ini semakin kebingungan ketika putranya menolak melanjutkan sekolah ke SMA atau SMK. Menurut putranya, sekolah itu menyalahi ketentuan agama. HY kemudian menceritakan perilaku putranya ini kepada Kapolres Jember, AKBP Sabilul Alif, usai kenutupan penutupan Mother School yang digelar Tanoker Ledokombo.
Kapolres Jember, AKBP Sabilul Alif, berjanji akan mempelajari potensi gerakan radikalisme tersebut. Dia akan melakukan penelitian secara khusus kepada anak yang telah disusupi paham radikalisme tersebut. Menurut Sabilul, potensi ini sangat membahayakan karena memanfaatkan anak SMP yang memang tengah proses pencarian jati diri. Polisi akan melakukan pendekatan secara persuasif, agar potensi gerakan radikalisme bentuk apapun bisa dihilangkan. (Hana)