Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FKB) DPRD Jember mengusulkan dan mendorong anggaran bansos dialihkan ke program pendidikan gratis. Alasannya, kata Ketua Fraksi PKB DPRD Jember, Pak Hafidi, fraksinya ingin program pendidikan gratis yang dijanjikan bupati terwujud secara total. Bantuan yang Cuma Rp 15 ribu untuk siswa SD dan Rp 35 ribu untuk siswa SMP, menurut Pak Hafidi jauh dari kebutuhan nyata. Pak Hafidi menambahkan, pihaknya tidak bermaksud mengajak fraksi-fraksi lain di dewan mengikuti jejak FKB. Tetapi Pak Hafidi yakin fraksi yang lain bakal mendukungnya.
Begitulah, FKB sudah merelakan bansos yang sedianya dialokasikan untuk anggota fraksinya dialihkan ke program pendidikan gratis. Kalau fraksi yang lain mengikutinya, maka kira-kira akan ada Rp 50 miliar lebih dana bansos wakil rakyat yang diredistribusikan untuk pendidikan gratis. Sedang idealisme yang mendorong adalah wakil rakyat, terutama yang di FKB, tidak ingin program pendidikan gratis berjalan setengah hati.
Jika ditarik lebih jauh, gagasan FKB DPRD Jember sejatinya tidak hanya hanya mengakut redistribusi dan realokasi anggaran. Lebih dari itu, gagasan FKB mengalihkan anggaran dari pos yang satu ke pos yang lain juga bisa dilihat sebagai pergeseran arah dan orientasi kebijakan anggaran. Gagasan tersebut, dengan demikian, bisa menginspirasi komposisi dan postur anggaran. Selain itu, gagasan tersebut bisa juga dilihat bahwa urusan anggaran lebih dari sekadar urusan hitung-hitungan matematis. Di dalamnya ada unsur kearifan yang mengarah pada terwujudnya anggaran yang berpihak kepada rakyat.
Akhirnya, kita berharap FKB konsisten dengan komitmennya. Tidak soal bahwa nanti bisa saja muncul anggapan bahwa komitmen tersebut sebagai manuver politik. Sebab, urusan anggaran memang urusan politik karena dia berproses secara politik. (Aga)