Harga Cabai Merangkak Naik, Bulan November Dihantui Inflasi

newsJember Hari Ini – Semakin membaiknya harga cabe di tingkat petani, dikhawatirkan memicu inflasi di bulan November. Kenaikan harga itu terjadi karena curah hujan tinggi sehingga menyebabkan pasokan kurang karena gagal panen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember, Indria Purwaningsih, menjelaskan, faktor cuaca tidak berpengaruh secara langsung terhadap terjadinya inflasi. Namun cuaca pasti akan mempengaruhi hasil pertanian, terutama tanaman holtikultura yang sangat rentan dengan kelembaban tinggi seperti cabe. Di Kabupaten Jember faktor cuaca membuat sejumlah area tanam cabe petani mengalami gagal panen akibatnya pasokan dipasaran berkurang dan harga cabe naik.

Melambungnya harga cabe selama beberapa waktu terakhir dikhawatirkan akan berdampak terhadap terjadinya inflasi. Apalagi diprediksi petani cabe Jember baru bisa melakukan tanam cabe pada bulan Februari tahun depan. Sebagai langkah antispasi agar harga cabe tidak semakin bergejolak perlu dilakukan pemenuhan kebutuhan dengan cara mendatangkan pasokan dari luar daerah. Karena meskipun Kabupaten Jember adalah salah satu daerah penghasil cabe, namun karna faktor cuaca seperti saat ini membuat pasokan lokal saja tidak bisa diandalkan.

Menurut pedagang cabe asal Mayang, Baihaqi, kenaikan harga cabe mulai terjadi sejak 2 pekan terakhir. Hal ini karena pasokan cabe dari sejumlah daerah penghasil cabe, khususnya Jember Selatan mulai berkurang. Harga di tingkat petani kisaran Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu untuk cabe rawit atau cabe kecil hijau. (Fit)

Comments are closed.