Pernyataan Kepala Biro Hukum Pemprov Jatim, pak Himawan Estu Bagijo, lumayan menarik. Katanya, urusan pemerintahan tidak bisa disamakan dengan urusan partikelir. Urusan pemerintah berbasis optimalisasi. Sedang urusan partikelir atau uruan swasta berbasis efisiensi. Organisasi partikelir bisa berbuat apa saja atas nama efisiensi. Sedang organisasi pemerintahan terikat oleh amanat yang mengharuskannya hadir dalam setiap urusan publik.
Pak Himawan lantas menunjuk Raperda Jember yang justru meniadakan urusan kebencanaan. Memang benar, urusan negara dan pemerintahan tidak mengenal untung rugi karena amanat yang mewajibkan negara harus hadir untuk rakyat.
Begitulah, adalah tugas negara untuk melindungi bangsanya, mencerdaskannya dan meningkatkan kesejahteraannya. Tugas itu diamanatkan oleh konsititusi yang bisa dilihat pada pembukaan UUD 1945. Karena itu, Kabiro Hukum Pemprov Jatim, pak Himawan, mengingatkan bahwa urusan pemerintahan sama sekali berbeda dari urusan partikelir yang bisa dengan leluasa hanya berpikir dan berupaya meraih keuntungan.
Urusan negara, urusan pemerintahan, menurut pak Himawan, berbasis optimalisasi. Kira-kira saja, kalau boleh menduga, kalau menyangkut pengelolaan APBD, maka ukurannya bukan sisa anggaran. Maksudnya, kalau sisa anggarannya banyak lalu bisa dibilang efisien dan oleh karena itu lantas dianggap prestasi. Kalau serapan anggaran yang rendah dianggap prestasi, pasti Presiden Joko Widodo tidak perlu mengingatkan penyelenggara pemerintahan di semua level untuk memaksimalkan serapan anggaran. Kalau serapan anggaran yang rendah dianggap prestasi, tentu Presiden Joko Widodo tidak bakal mengundang pemimpin puncak lembaga penegak hukum agar tidak gampang mengkriminalkan pejabat daerah.
Singkat cerita, pesan utamanya adalah, urusan negara, urusan pemerintah, adalah urusan yang menyangkut amanat konstitusi sehingga tidak berpikir untung rugi. Amanat yang mengharuskan negara hadir pada setiap persoalan rakyat yang memang harus dilindunginya. Sedang urusan partikelir atau urusan swasta adalah urusan yang bisa dengan leluasa berpikir tentang bagaimana meraih keuntungan sebesar-besarnya dengan biaya operasi yang sekecil-kecilnya. (Aga)