Audiotorial “Raibnya Kopi PDP Kahyangan”

newsMencengangkan… 11 ton kopi bubuk PDP Kahyangan tak jelas juntrungnya. Belum diketahui secara pasti, kopi bubuk itu benar-benar raib atau hanya kekeliruan pencatatan. Ketua Komisi C DPRD Jember, pak Siswono, menerangkan, Komisi C melakukan sidak menyusul laporan raibnya 7 ton kopi bubuk dari gudang produksi PDP Kahyangan. Dalam sidak itu Komisi, kata pak Siswono, malah mendapati yang raib bukan 7 ton melainkan 11 ton. Entah berapa nilainya kalau dirupiahkan. Itung-itungan terjeleknya, kalau sekilo kopi bubuk kemasan dihargai Rp 25 ribu, maka nilai kopi bubuk yang raib kira-kira Rp 275 juta. Sekarang kejadian itu katanya sedang didalami satuan pengawas internal PDP kahyangan.

Sepertinya bukan PDP Kahyangan kalau tidak diwarnai kontroversi. Dulu karetnya tertahan di tangan mitra KSO-nya. Nilainya mencapai Rp 3 milyaran. Entah persoalan itu sudah kelar atau belum. Sekarang kopi bubuknya yang diduga raib.

Dalam keadaan seperti itu, PDP Kahyangan mestinya sudah sejak dulu diberesi. Bukan dibiarkan berlarut-larut. Jajaran direksinya segera diisi. Maksudnya tentu saja agar direksi yang sudah definitif itu bisa segera melakukan revitalisasi. Kalau PDP kahyangan masih bisa memproduksi kopi bubuk sampai bilangan ton, perusahaan itu tentu masih berpeluang untuk direvitalisasi. Dikelola sebagaimana perusahaan pada umumya. Kata orang pintar dikelola secara business like.

Mengelola PDP Kahyangan sebagaimana perusahaan berarti mengembangkan budaya perusahaan. Semua didadasarkan pada perencanaan dan perhitungan yang matang. SDM-nya mumpuni, direkrut dengan cara-cara yang standar.  Jadi, bukan karena pertimbangan politis, taruh misalnya sebagai konsesi politik dengan menempatkan orang-orang tertentu yang dianggap berjasa.

Nah, sekarang tinggal menunggu repson pemkab. Membiarkan atau segera merespon dan bersegera melakukan sesuatu agar PDP Kahyangan yang katanya kembang kempis , bahkan ada yang bilang pailit itu  tidak tinggal  sejarah. (Aga)

 

 

Comments are closed.