Jember Hari Ini – Sistem keuangan syariah dinilai lebih tahan krisis dibandingkan sistem keuangan konvensional pada era pemerataan ekonomi masyarakat saat ini. Demikian disampaikan deputi sistem pembayaran Bank Indonesia Jember, Gede Agus Dwijaya Kusuma, kepada sejumlah wartawan, Kamis siang.
Menurut Gede Agus, perbedaan mencolok pada dua sistem ekonomi itu adalah salah satunya terkait perjanjian dengan nasabah. Dalam sistem keuangan syariah, keuntungan lembaga keuangan bukan dari suku bunga, melainkan dari bagi hasil usaha nasabah yang telah disepakati bersama. Sistem itu, dinilai lebih menguntungkan bagi nasabah karena jika terjadi kegagalan usaha, kerugian tidak hanya ditanggung oleh nasabah, tetapi ditanggung bersama lembaga keuangan. Sedangkan untuk lembaga keuangan konvensional, kerugian sepenuhnya menjadi tanggung jawab nasabah.
Gede Agus menambahkan, karena pemahaman masyarakat terhadap sistem keuangan syariah masih rendah, maka Bank Indonesia berinisiatif menyelenggarakan event Indonesia Syari’ah Economic Festival (ISEF) dengan berbagai macam kegiatan. Dia berharap, event tersebut bisa melahirkan ide-ide baru sebagai rekomendasi bagi Bank Indonesia untuk mengembangkan sistem ekonomi syariah. (Fathul)