Jember Hari Ini – Puluhan tukang becak yang kecewa setelah menghadiri acara kongres tukang becak yang digelar Bupati Jember Faida, Rabu 20 Desember lalu, mendapatkan santunan dari pengasuh Pondok Pesantren Ash Shiddiqi Puteri, KH. Ayub Syaiful Rijal, atau yang akrab disapa Gus Syaif, Jumat pagi.
Salah seorang tukang becak, Sanadin, mengaku mengikuti kongres tukang becak atas undangan Bupati Jember dan menerima buku rekening yang terisi uang sebesar Rp 47 ribu. Namun Sanadin mengaku kecewa sebab saat pertemuan dia tidak bisa bekerja karena mengikuti kongres mulai pagi hingga menjelang malam. Apalagi setelah menerima buku rekening, uangnya tidak bisa langsung dicairkan. Sanadin mengaku baru bisa mencairkan uang di rekening tersebut 3 hari setelah mendapatkan buku rekening. Menurut Sanadin, pemberian santuan tersebut sangat ribet karena ada sejumlah persyaratan dan pencairannya harus melalui bank. Sementara sebagai tukang becak, dia sudah berkorban tidak bekerja. Padahal biasanya sehari dia mendapatkan penghasilan lebih dari 47 ribu.
Berbeda dengan kasus yang dialami oleh Suprianto, tukang becak yang lain. Suprianto mengaku juga ikut hadir dalam kongres tukang becak. Namun saat korngres dia tidak mendapatkan buku rekening dan disuruh mendatangi Dinas Perhubungan untuk mengurus cara mendapatkan bantuan tersebut. Suprianto dijanjikan bantuan tersebut akan diantarkan ke tempat mangkalnya. Namun sayangnya hingga saat ini Suprianto mengaku belum mendapatkan bantuan tersebut.
Menurut pengasuh pondok pesantren Ash-Shiddiqi Puteri, KH. Ayub Saiful Rijal, apa yang dilakukan Bupati Jember, Faida, kepada tukang becak merupakan bentuk penipuan. Sebab, bantuan yang diharapkan tukang becak bisa membantu dan meningkatkan kesejahteraan, ternyata justru merugikan tukang becak. Menurut Gus Syaif, santuan diberikan semata-mata untuk mengobati kekecawaan tukang becak. Gus Syaif menegaskan, santunan untuk tukang becak ini dilakukan secara bertahap, sebab dana yang diberikan merupakan dana swadaya, bukan bantuan pemerintah. (Fian)