Jember Hari Ini – Ketua DPC Partai Gerindra Jember, Mohammad Satib, menilai wajar jika muncul gerakan perlawanan dari masyarakat karena kecewa dengan kepemimpinan Bupati Jember, Faida. Hal ini ditegaskan Satib saat wartawan menyampaikan informasi terkait rencana aksi 212 yang akan digagaskan tokoh agama dan sejumlah elemen masyarakat pada 21 Februari mendatang.
Menurut Satib, dalam dua tahun kepemimpinan Bupati Faida, Kabupaten Jember justru mengalami kemunduran yang cukup signifikan. Salah satu penyebabnya, Bupati Faida sering menabrak aturan perundang-undangan tentang pemerintahan. Semakin kompleks dengan macetnya penetapan APBD 2018 karena Bupati Faida menolak realokasi anggaran senilai Rp 125 miliar dalam KUA-PPAS yang telah disepakati bersama oleh Tim Anggaran Pemkab dan Badan Anggaran DPRD. Padahal dalam realokasi tersebut mencakup tambahan honor bagi Guru Tidak Tetap dan Pegawai Tidak Tetap yang selama ini belum mendapatkan honor yang layak. Sementara banyak janji-janji politik saat pilkada lalu yang juga tidak direalisasikan oleh Bupati Faida. Jelas hal tersebut membuat masyarakat Jember kecewa sehingga sangat wajar jika kemudian rakyat jember melakukan gerakan sebagai bentuk ketidakpuasan mereka terhadap kepemimpinan Bupati Faida.
Diberitakan sebelumnya, kelompok masyarakat yang dimotori pengasuh Ponpes Ash-Shiddiqi Putri, KH. Ayyub Syaiful Rijal atau Gus Syaif sepakat menggelar aksi pada 21 Februari mendatang. Aksi 21-2 ini untuk menyikapi berbagai persoalan di Kabupaten Jember. (Fian)