Sebanyak 700 lebih personil Polres Jember dikerahkan untuk pengamanan Pemilu Gubernur 2018. Selain itu, Pengaman Pemilu Gubernur juga melibatkan TNI dan Linmas, sehingga seluruh personil yang terlibat mencapai tidak kurang dai 842 personil. Tetapi personila sebanyak itu sepadan dengan jumlah TPS yang harus dikawal, yakni 4.427 TPS.
Harapannya tentu saja, Pemilu Gubernur berjalan lancar, aman dan damai. Sedemikian rupa sehingga kehadiran Polisi, TNI dan Linmas tidak lebih dari sekadar memberikan rasa nyaman kepada masyarakat. Bukan sebaliknya, memberikan kesan seolah situasi sedang gawat.
Pemilu adalah agenda lima tahunan yang dihelat untuk keperluan pergantian pemimpin. Pergantian pemimpin secara damai tentunya. Ditilik dari rutinitasnya Pemilu seolah tak lebih dari sebuah prosedur demokrasi. Karena itu, kalau ingin pemilu damai, maka demokrasi hendaknya tidak dipahami semata-mata sebagai prosedur. Demokrasi harus dipahami secara substansial.
Demokrasi substansial merujuk pada pemahaman dan kesadaran tentang demokrasi, yang dengan itu, lantas melahirkan sikap serta perilaku demokratis. Sikap dan perilaku demokratis wujud dalam kelegawaan menerima hasil pemilu, siapapun yang memenanginya.
Demokrasi substansial adalah demokrasi ketika yang menang dan yang kalah dalam pemilu menjunjung tinggi komitmen yang dengan komitmen itu lalu bersama-sama memantapkan “check and balance”, agar penguasa tidak kebablasan. Demokrasi terbangun hanya ketika di sana ada “check and balance”. Dengan kata lain, tidak ada demokrasi tanpa kontrol atau pengawasan. Begitu seterusnya, maka yang belum memenangi pemilu mesti bersedia menunggu lima tahun berikutnya untuk kembali berkontestasi.
Begitulah, Sekali lagi demokrasi jika ingin membudaya dan melembaga, tidak bisa dipahami hanya sebagai prosedur. Demokrasi harus dipahami secara substansial. Kalau demokrasi sudah dipahami secara substansial, bisa jadi aparat keamanan kalau tetap harus hadir, kehadirannya tidak lebih dari sekadar memberikan nyaman. Kehadiran aparat keamanan juga tidak perlu menenteng senjata, lantas berpotensi melahirkan kesan seolah situasi sedang darurat. Dalam demokrasi substansial pemilu disambut dan diperlakukan sebagai pesta penuh suka cita. (Aga)