Jember Hari Ini – Sejumlah rumah sakit mengeluhkan tingginya nilai tunggakan pembayaran BPJS Kesehatan yang hingga saat ini belum terbayar.
Direktur Rumah Sakit Jember Klinik, Suratini, mengatakan, selama bulan Juli nilai tunggakan BPJS Kesehatan yang belum terbayar mencapai Rp 5 miliar. Sedangkan tunggakan bulan Agustus dan September hingga saat ini dalam peoses perekapan. Suratini mengaku khawatir tingginya nilai tunggakan pembayaran BPJS Kesehatan berdampak pada layanan terhadap pasien BPJS Kesehatan. Rumah Sakit Jember Klinik sempat kehabisan obat yang dicover BPJS Kesehatan. Akibatnya, pasien tidak bisa langsung mendapatkan obat yang dibutuhkan karena harus menunggu stok obat BPJS Kesehatan tersedia di rumah sakit. Pihak Rumah Sakit Jember Klinik terpaksa menggunakan anggaran yang bersumber dari pasien umum dan asuransi kesehatan yang lain untuk membeli obat yang seharusnya dicover oleh BPJS Kesehatan. Pihak Rumah Sakit Jember Klinik sudah mencoba menghubungi BPJS Kesehatan untuk menanyakan kapan tunggakan tersebut dibayar, namun sayangnya BPJS Kesehatan belum bisa memastikan kapan tunggakan tersebut dibayar karena BPJS Kesehatan Jember masih menunggu pencairan anggaran dari kantor pusat.
Hal senada disampaikan Humas Rumah Sakit Daerah Dokter Soebandi, Justina Evi Tyaswati. Evi menegaskan, total tunggakan BPJS Kesehatan yang belum terbayar mencapai Rp 24 miliar. Namun hingga saat ini, rumah sakit belum menerima keluhan dari pasien. Sebab tidak ada pasien peserta BPJS Kesehatan yang berobat atau menjalani rawat inap di RSD dr. Soebandi. Evi menegaskan, pihak RSD dr. Soebandi terpaksa menggunakan sumber dana yang lain untuk mencukupi kebutuhan layanan BPJS Kesehatan.
Sementara Staf Komunikasi Publik BPJS Kesehatan Jember, Anggun Laili, melalui pesan singkat menegaskan, saat ini BPJS Kesehatan masih menyiapkan data terkait persoalan tunggakan pembayaran BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan akan segera memberikan konfirmasi kepada media setelah data yang dihimpun siap. (Fian)