Jember Hari Ini – Gelombang aksi unjuk rasa yang digelar mahasiswa di Jember terus terjadi. Rabu pagi, mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Jember menggelar aksi unjuk rasa di gedung DPRD dan depan Kantor Pemkab Jember. Demonstran yang sempat bersitegang dengan aparat keamanan, menuntut Bupati Jember, Faida, segera membentuk Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) di Jember.
Korlap aksi, Nurul Hidayah, menuturkan, Bupati Jember, Faida, selalu menggaungkan dirinya sebagai sosok yang pro rakyat. Namun kenyataannya hingga kini Rencana Detail Tata Ruang dan Gugus Tugas Reforma Agraria tidak kunjung ada kejelasan. Padahal sebelumnya Bupati Faida berjanji segera membentuk RDTR dan GTRA.
Menurut Nurul, pembentukan Gugus Tugas Reforma Agraria merupakan amanat Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 tentang reforma agraria. Dalam aturan tersebut keberadaan Gugus Tugas Reforma Agraria tidak hanya dibentuk oleh pemerintah pusat dan pemerintah provinsi, namun juga menjadi kewajiban pemerintah kabupaten. Nurul menegaskan, keberadaan Rencana Detail Tata Ruang merupakan bagian penting dalam penataan ruang di Kabupaten Jember karena Rencana Detal Tata Ruang merupakan peraturan penjelas atas Perda Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Jember. Konflik terkait alih fungsi lahan terjadi akibat mandulnya Perda RTRW di Jember. Salah satu contoh alih fungsi lahan produktif terjadi di Kecamatan Puger.
Nurul menambahkan, selain menuntut pembentukan Rencana Detail Tata Ruang dan Gugus Tugas Reforma Agraria di Kabupaten Jember, mereka juga menuntut agar DPR-RI melibatkan masyarakat dalam perumusan rancangan Undang-Undang Pertanahan.
Aksi unjuk rasa yang berakhir di depan Kantor Pemkab Jember berujung pada penyegelan Kantor Pemkab. Penyegelan dilakukan dengan menempelkan tuntutan demonstran di pagar masuk Kantor Pemkab Jember. Aksi penyegalan dilakukan menyusul kekecewaan demonstran karena tidak ditemui oleh Bupati Jember, Faida. (Fian)
