Audiotorial “Jurnalis dan Demokrasi”

Puluhan wartawan dari berbagai asoiasi profesi kewartawanan melakukan aksi solidaritas di depan Mapolres Jember. Mereka menamakan diri Aksi Untuk Keselamatan Wartawan (AKAR).  Di sini, mereka menyampaikan seruan agar kekerasan dalam berbagai bentuk  terhadap wartawan yang sedang menjalankan tugas peliputan dihentikan.

Jurnalistik ada untuk demokrasi. Itu sebabnya jurnalistik disebut sebagai pilar ke-empat demokrasi. Demokrasi berarti kekuasaan tidak terpusat dan berpusat di satu tangan. Dalam demokrasi kekuasaan itu berpencar dan berkorelasi dalam relasi saling kontrol. Asumsinya, seperti  kata Lord Acton : “Kekuasaan cenderung korup. Dan kekuasaan absolut akan korup secara absolut”. Karena itu, kekuasaan mesti dikontrol, diawasi. Salah satu insititusi yang mengawasi kekuasaan adalah pers. Karena itu pula pers sering disebut watchdog, sang pengawas. Juga karena itu pula ada pendapat, siapa yang ingin menindas kebebasan harus lebih dahulu menindas pers. Atau setidaknya mengendalikannya.

Pers ada untuk menyuarakan mereka yang tidak bisa bersuara ( voice of voicless). Presiden ketiga RI, BJ Habibie, dijuluki Bapak Demokrasi dan Bapak Kebebasan Pers lantaran di era kepempimpinannya lahir Undang-undang yang memberi kebebasan penuh terhadap pers. Tidak ada SIUP. Juga tidak ada sensor. Pada sebuah kesempatan Pak Habibie menyampaikan, dengan kebebasan pers Presiden bisa menyerap informasi dalam spektrum dan jangkauan yang lebih luas. Informasi yang sangat bisa jadi tidak sampai ke meja Presiden. Informasi yang tidak dilaporkan atau tidak terlaporkan. Informasi yang mungkin tak terjangkau atau luput dari amatan pembantu Presiden.

Hingga di sini menjadi jelas, jika bangsa ini meyakni dan kemudian bersepakat memilih demokrasi dalam praktek bernegara dan berbangsa, maka kehadiran pers dan jurnalisnya harus dilihat dan dipahami sebagai sebuah keniscayaan. Karena itu, semua pihak mesti memelihara dan menjaganya. Tidak boleh ada kekerasan, intimidasi atau apapun namanya yang sejenis dengan itu. sebab, keruntuhan pers akan sama dengan keruntuhan demokrasi. Tetapi, pada saat yang sama pers juga harus berlaku dan berperilaku layaknya pilar demokrasi. (Aga)

 

 

 

 

Comments are closed.