Jember Hari Ini – Pengamat politik Universitas Jember, Muhammad Iqbal, menilai pilihan petahana maju dalam kontestasi pilkada melalui jalur perseorangan merupakan bentuk kegagalan dan kegalauan politik.
Menurut Muhammad Iqbal, saat pilkada 2015 lalu, calon bupati petahana diusung oleh PDI Perjuangan, Partai Hanura, Partai Nasdem dan PAN. Namun saat ini justru petahana memilih maju melalui perseorangan, langkah tersebut merupakan bentuk kegagalan menjaga komunikasi politik dengan partai pengusung. Bahkan petahana galau memilih apakah akan menunggu rekomendasi partai politik ataukah maju melalui jalur perseorangan. Galau bisa diartikan bimbang untuk memilih langkah politik yang tepat. Bila dilihat dari teori politik, seharusnya petahana memiliki sumber daya partai yang bisa dimanfaatkan dan memudahkan untuk maju dalam pilkada. Namun kenyataannya komunikasi dengan partai pengusung semakin jauh, bahkan justru nampak kesan parpol enggan mengusung petahana.
Dosen Hubungan Internasional ini menilai maju melalui jalur perseorangan namun masih berharap rekom partai merupakan persoalan etika politik. (Fian)