Jember Hari Ini – Pandemi Covid-19 mempengaruhi banyak sendi kehidupan, termasuk kehidupan masyarakat pribumi atau masyarakat adat. Namun ternyata banyak masyarakat adat di berbagai belahan dunia mampu survive dari pandemi Covid-19 dengan menjalankan kearifan lokal. Namun peran dan intervensi negara tetap diperlukan untuk menjamin keberlangsungan hidup masyarakat. Hal ini mengemuka dalam webinar internasional bertema, “Indigenous People in Covid-19 Era”, yang digelar FISIP Universitas Jember bekerjasama dengan Regional Center of Expertise on Education for Sustainable Development Asia Pacific dan United Nations University.
Salah satu bentuk kearifan lokal dituturkan peneliti masyarakat Dayak dari Universitas Mulawarman, Martinus Nanang. Dalam observasinya hanya menemukan satu kasus positif Covid-19 dari 1.426 jiwa. Kondisi ini tidak lepas dari peran tetua suku dan tokoh adat yang menghimbau warga agar tidak ke luar daerah sekaligus melarang tamu datang. Larangan ini diperkuat dengan tradisi ritual yang secara mental spiritual mengikat warga Dayak sehingga mereka patuh. Selain menghadapi dampak kesehatan, masyarakat adat juga mengalami dampak ekonomi, seperti yang disampaikan oleh Anchasa Pramuanjaroenkij, peneliti dari Kasetsart University. Menurut peneliti kehidupan enam suku adat di Provinsi Sakon Nakhon Thailand ini, masyarakat adat melakukan pemberdayaan ekonomi dengan cara mendorong warga membuat masker kain yang mereka tenun dengan pewarna biru indigo organic.
Sementara pihak Universitas Jember berharap kegiatan webinar mampu memberikan rekomendasi dan perspektif baru dalam penanganan pandemi Covid-19 di kawasan Asia. Menurut Kepala Sub Bagian Humas Universitas Jember, Rokhmad Hidayanto, kesimpulan dari webinar adalah masyarakat adat mengalami banyak kendala. Diantaranya minimnya akses fasilitas kesehatan, buruknya sanitasi, malnutrisi, serta faktor lainnya. Karena itu, kalangan cendekiawan harus membantu, sementara negara wajib hadir dengan tetap memperhatikan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat adat. (Hafid)