Jember Hari Ini – Kecelakaan beruntun yang menelan 10 korban di jalan raya Desa Sempolan Kecamatan Silo diduga karena kesalahan manusia (human error). Akibat kesalahan mengoperasikan kendaraan, sehingga rem blong dan menyebabkan 5 orang korban meninggal dunia. Padahal kondisi kendaraan layak jalan.
Demikian diungkapkan investigator senior Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Ahmad Wildan, saat menyampaikan paparan di kantor Dinas Perhubungan, Selasa siang. Berdasarkan hasil interogasi terhadap sopir truk, rem blong terjadi karena pengemudi sepanjang jalan sering melakukan pengereman. Seringnya melakukan pengereman ini, dimungkinkan karena pengemudi menggunakan gigi persnelling tinggi, kebocoran seal menyebabkan minyak rem tumpah melumasi kampas rem yang mengakibatkan efektivitas rem turun. Selain itu, sopir sering menggunakan rem utama sehingga tekanan udara turun dengan cepat. Saat tekanan udara di airtank kurang dari 6 sehingga pedal rem dan pedal kopling mengeras sehingga kendaraan meluncur bebas. Hal ini diperkuat dengan keterangan sopir truk nahas tersebut. Sopir truk menjelaskan, kendaraan melaju dengan kecepatan normal. Namun pengemudi berkali-kali memainkan rem untuk mengurangi kecepatan. Pada suatu ketika pengemudi merasakan pedal rem keras tidak bisa diinjak. Akhirnya pengemudi truk hanya bisa membunyikan klakson.
Diberitakan sebelumnya, 5 orang tewas dan 5 orang terluka dalam kecelakaan truk Fuso yang sarat dengan muatan kedelai mengalami rem blong di jalan raya Desa Sempolan kecamatan Silo, Kamis 15 Agustus lalu. (Hafid)