Sensus penduduk 2020 sedang berlangsung. Nyaris tidak ada tempat yang luput dari penelisikan petugas BPS. Pendataan dari pintu ke pintu disusuli dengan penelusuran ke berbagai tempat. Termasuk kandang ternak. Alhasil petugas BPS mendapati warga yang tinggal di kandang ternak. Lokasinya di Kecamatan Sumbersari. Para tunawisma yang tidur di emperan toko juga tidak luput dari pendataan.
Begitulah, namanya saja sensus penduduk. Dulu namanya cacah jiwa. Maknanya, tidak boleh ada jiwa yang luput dari pencacahan atau pencatatan. Sensus penduduk memang harus akurat. Setidaknya mendekati kebenaran. Sebab, urusannya menyangkut kebijakan yang hendak dan harus diputuskan penentu kebijakan. Jika tidak akurat, maka kebijakan yang bersangkut paut dengan kependudukan bakal meleset. Karena itu, petanya harus komplit dan menyeluruh. Apa lagi sensus hanya dilakukan sepuluh tahun sekali. Maka, jerih payah petugas BPS yang menelusuri seluruh sudut wilayah patut diapresiasi.
Hingga saat ini sensus penduduk masih dianggap sebagai metoda paripurna. Dalam dunia penelitian pengambilan data biasanya cukup dengan mengambil sebagian saja populasi yang menjadi obyek penelitian. Dunia penelitian menyebutnya sampling. Karena data dihimpun dari sampel populasi, maka dunia penelitian mengenal apa yang disebut batas kesalahan.
Metoda sensus tidak demikian, data dihimpun dari seluruh populasi, sehingga tingkat kekeliruannya sangat kecil. Maka, ketika BPS menyajikan data penduduk semisal penduduk penghuni kandang ternak, tuna wisma, tunakarya alias penganggur dan penduduk marginal lainnya, penentu kebijakan tidak boleh kebakaran jenggot. Bahkan andai data itu mengindikasikan kegagalan. Penentu kebijakan tidak boleh kebakaran jenggot andai BPS menyajikan data tentang tingginya angka kemiskinan, tingginya stunting, perlambatan ekonomi dan data-data lain yang sejenis dengan itu.
Sekarang yang terungkap mungkin baru satu kasus. Petugas BPS mendapati perempuan tua menumpang dan menghuni kandang ternak milik warga. Lokasi temua di Kecamatan Sumbersari. Kecamatan kota. Kalau di kota saja ada kemiskinan bagaimana dengan wilayah pinggiran. (Aga)