Jember Hari Ini – Karena belum ada solusi terkait pembelian solar untuk truk pengangkut sampah, akhirnya bergulir gerakan swadaya masyarakat membantu pembelian solar. Hal ini dijelaskan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Jember, Arismaya Parahita, dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi C DPRD Jember, Rabu siang.
Menurut Arismaya, karena tidak ada anggaran untuk membeli solar, akhirnya sejumlah elemen masyarakat yang peduli menggalang gerakan swadaya untuk membantu pembelian solar. Namun ternyata kepedulian masyarakat terhadap persoalan sampah sangat besar sehingga muncul gerakan penggalangan dana pembelian solar untuk truk sampah. Arismaya mengakui gerakan swadaya masyarakat tersebut diluar ekspektasi Dinas Lingkungan Hidup. Bahkan, ada masyarakat yang dengan sukarela menggunakan gerobak motor mengantarkan sampah langsung ke Tempat Pembuangan Akhir di Pakusari. Selain bantuan dari masyarakat, Dinas Lingkungan Hidup juga akan melakukan beragam cara untuk memenuhi kebutuhan solar, salah satunya dengan mencari pinjaman. Nantinya jika anggaran sudah cair, Dinas Lingkungan Hidup akan mengganti uang yang dipergunakan untuk membeli solar tersebut. Arismaya berharap persoalan tersebut segera mendapatkan jalan keluar karena dalam seminggu dibutuhkan sekitar Rp 40 juta untuk kebutuhan pembelian solar truk pengangkut sampah.
Dalam Rapat Dengar Pendapat juga disampaikan, dalam sehari ada 160 ton sampah rumah tangga yang diangkut ke tempat pembuangan akhir. Sampah ini berasal dari 26 Tempat Pembuangan Sementara yang tersebar di Kabupaten Jember. Karena kapasitas TPA Pakusari sangat terbatas, hanya 140 ton sampah yang dibawa ke TPA Pakusari, sementara sisanya dibawa ke sejumlah TPA. Untuk mengangkut sampah, kata Arismaya, dibutuhkan solar sebanyak 482 liter dalam sehari. Jika ditotal selama sebulan truk sampah Dinas Lingkungan Hidup menghabiskan 14.412 liter solar. (Fian)