Jember Hari Ini – Sejumlah tokoh masyarakat dan kai mempersoalkan acara Grand Final Pemilihan Gus dan Ning Kabupaten Jember yang digelar di Alun-Alun Kota Jember, Senin malam. Sebab dalam acara tersebut digelar fashion show yang menggunakan pakaian semi terbuka dan transparan. Protes dan kritik juga menjadi viral di media sosial, grup WA, dan Facebook warga Jember. Awalnya penampilan Gus dan Ning mengenakan pakaian yang bisa dilihat oleh semua umur. Namun ternyata juga ada acara fashion show yang menampilkan kostum yang terbuka dan transparan.
Pengasuh Pondok Pesantren Islam Bustanul Ulum (IBU) Pakusari, Mohammad Hafidzi, mengaku prihatin karena kegiatan fashion show saat acara Pemilihan Gus dan Ning tersebu harus menggunakan pakaian yang terbuka dan transparan. Sebagai warga Jember mengaku sangat kecewa sebab pagelaran tersebut tidak menunjukkan Jember yang religius seperti yang didengung-dengungkan Pemkab Jember. Ketua Komisi D DPRD Jember ini menegaskan, Jember adalah kota yang agamis dan religius, jangan dirusak dengan kegiatan semacam itu. Siapapun akan menilai kegiatan fashion show tersebut tidak pantas dipertontonkan di depan publik, untuk berbagai umur. Apalagi terkesan ada pembiaran yang dilakukan oleh Pemkab Jember.
Hal senada disampaikan KH. Ahmad Baiquni Purnomo. Dia juga menyayangkan kegiatan Pemilihan Gus dan Ning harus diwarnai acara yang mengenakan pakaian yang transparan. Sebab jember dikenal sebagai Kota Santri dan kegiatan tersebut digelar di tengah alun-alun di depan Masjid Jami’ Al-Baitul Amin. (Hafid)